Beberapa menit yang lalu sebelum aku menulis catatan ini, ada seorang tetanggaku mencariku. Aku pun keluar dan berbincang sejenak di depan rumah. kemudian saat tetanggaku sudah pergi dan aku hendak menutup gerbang, 2 orang gadis kecil berpakaian lusuh memanggilku.
Mereka berkata, "selamat soree kak, minta sedekahnya". Mungkin mereka mengucapkan selamat sore karena mereka tau aku bukan umat yang sama seperti mereka.
Yahh, tradisi kedatangan peminta-minta memang sudah menjadi hal yang biasa setiap bulan puasa di komplek tempatku tinggal. Dan yang menjadi tokoh utamanya adalah anak-anak kecil dari kampung yang tak jauh dari komplek.
Baik, kembali ke peristiwa tadi. Setelah mereka meminta sedekah dariku, aku pun menjawab, "Sabar dek"
Mereka pun berkata, "minta seratus aja kak"
AKu menjawab, "Neh, saya ndak punya uang seratusan dek."
Salah satu dari mereka berkata lagi, "berapa-berapa dah kak yang penting dikasi"
"Beneran ni ya, nggak usah protes tapi" AKu berkata seperti itu karena aku pernah mengalami kejadian yaitu ketika seorang anak jalanan di lampu merah-kuning-hijau meminta sedekah dariku. dan aku memberinya lima ratus rupiah. bukannya bilang makasih malah menggerutu, "ekk apee cuma lima ratus"
-___-
sejak saat itu aku merasa kapok memberi sedekah.
Well kembali ke cerita tadi. Aku keluar dan memberi mereka masing-masing lima ratus rupiah. namun sebelum itu aku bertanya, "dek kenapa setiap hari kamu keliling BTN untuk minta sedekah?"
Salah satu dari mereka menjawab, "Disuruh ibu kak..." (dengan nada polos)
"Koq disuruh minta-minta?" aku bertanya kembali.
"Iya kak katanya untuk beli baju pas lebaran nanti" jawabnya.
"Tapi kok harus minta-minta?" tanyaku.
Salah satu dari mereka pun menjawab, "Iya kak soalnya kalau nggak keliling minta sedekah kita dimarah sama ibu"
Akhirnya aku memberikan uang itu pada mereka. Dan mereka pun pergi.
Well,, apa yang bisa kalian dapatkan dari percakapanku dengan 2 gadis kecil itu? Apakah yang kalian pikirkan sama denganku?
0 komentar:
Posting Komentar